Jumat, 18 Februari 2011

Identifikasi Korban pada Bencana Masal


Dekat-dekat ini terjadi letusan gunung Merapi di daerah Yogyakarta. Mungkin untuk kita yang berdomisili di Jogja masih terbayang bagaimana situasi pada saat itu. Atau pada saat gempa Jogja 26 Mei. Banyak korban jiwa yang meninggal, bahkan banyak juga yang hangus terbakar sehingga susah untuk dikenali. Bagaimana kita bias mengetahui identitas dari korba jiwa??
Definisi bencana sudah diuraikan di atas. Yang perlu diperhatikan pada bencana missal ialah banyaknya jumlah korban , transportasi, dan koordinasi interdepartemen. Tujuannya ialah untuk  identifikasi dalam keperluannya sebagai hak asasi manusia, dan investigasi unutk mengetahui penyebab, efek, bahkan kalu mungkin prevensinya.

Disaster Victim Identification atau biasa disebut DVI merupakan suatu prosedur identifikasi yang dilakukan terhadap korban kematian akibat bencana massal ini. Dalam identifikasi ini terdapat beberapa step atau tahapan :
  1. The scene of incidents atau tempat kejadian peristiwa (TKP). Dalam tahap ini, dilakukan pembatasan area dengan menggunakan batas polisi sehingga area TKP tidak rusak serta dapat dilakukan pengumpulan korban, labeling dan dokumentasi untuk kepentingan identifikasi.
  2. collecting post mortem data, terdiri dari pemeriksaan medik - antropologi, pengambilan foto, pengambilan sidik jari, pemeriksaan rontgen, pemeriksaan odontology forensik, sampling untuk pemeriksaan DNA dan mencegah perubahan post mortem
  3. collecting ante mortem data, dilakukan dengan menanyakan pada keluarga. Kemudian dibuat analisis dan dibuat resume
  4. Comparing am-pm data, dalam fase ini, data post mortem dan ante mortem yang telah didapatkan dibandingkan dan dicocokkan. Jika kecocokan semakin banyak, maka identitas korban akan semakin mudah untuk diketahui. Kemudian dilakukan rekonsilasi.
  5. returning to the family, jika korban telah teridentifikasi, selanjutnya dilakukan rekonstruksi hingga didapatkan kondisi/kosmetik terbaik untuk kemudian dikembalikan pada keluarganya.
Pada banyak kasus korban jiwa bahkan tidak dapt dikenali lagi. Missal pada korban erupsi merapi, korban dengan luka bakar derajat 3 di seluruh tubuh. Oleh karena itu terdapat data primer dan sekunder yang sering digunakan pada DVI :
o   Data primer:
  1. sidik jari
  2. profil gigi -> bentuk gigi dan rahang merupakan ciri khusus tiap orang. Tidak ada profil gigi yang identik pada 2 orang yang berbeda.
  3. pemeriksaan DNA
o   Data sekunder:
  1. visual
  2. fotografi
  3. properti (pakaian, perhiasan, dokumen, dll)
  4. medik - antropologi (tinggi badan, bentuk badan, hingga cir-ciri yang ada pada tubuh misal tanda lahir atau tato.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar