Sabtu, 19 Februari 2011

Surveilans


Apakah itu surveilans??? Surveilans adalah pengumpulan, analisis, dan interpretasi data terkait kesehatan yang dilakukan secara terus menerus dan sistematis yang kemudian didiseminasikan (disebarluaskan) kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk digunakan dalam pencegahan penyakit  (mengurangi morbiditas dan mortalitas) dan memperbaiki masalah kesehatan lainnya.
Surveilans memantau terus-menerus secara berkesinambungan kejadian dan kecerendungan penyakit, medeteksi dan memprediksi outbreak pada populasi, mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit, seperti perubahan pada vector, agen, dan linkungan. Selanjutnya surveilans menghubungkan informasi tersebut kepada pembuat keputusan agar dapat dilakukan langkah-langkah pencegahann dan pengendalian penyakit. Surveilans kesehatan masyarakat merupakan instrument penting unutk mencegah outbreak penyakit dan mengembangkan respons segera ketika penyakit mulai menyebar.
Sistem surveilans merupakan sebuah lingkar informasi yang melibatkan penyedia layanan kesehatan, dinas kesehatan masyarakat dan masyarakat itu sendiri. Aliran data surveilans sebagai berikut:
                      

Manfaat dan penggunaan surveilans
o   Memperkirakan besar pengaruh suatu program. Contoh penggunaan untuk memonitor performa dan efektivitas program pengendalian TB.
o   Menetukan distribusi geografis penyakit
o   Menggambarkan riwayat perjalana penyakit
o   Mendeteksi epidemic/ menetukan suatu problem.

Antara Leadership, Teamwork, dan SDM


Suatu sistem yang bagus dan dapat berjalan dengan baik tak lepas dari Sumber daya manusia (SDM)  yang terlibat di dalamnya. Karena baik ide kebijakan, pelaksanaannya semua dilakukan oleh para SDM. Yang jadi masalah apakah dengan jumlah SDM yang banyak kita mampu memberikan yang terbaik, terutama dengan yang berkaitan dengan kesehatan. Bagaimanakah kita meningkatkan SDM sehingga dapat menjadikan lebih baik???
Manusia memang merupakan mahluk sosial yang tidak dapat dengan sendiri mengerjakan suatu pekerjaan yang kompleks. Setidaknya dalam oraganisasi setiap individu yang terlibat harus dapat :
o   Menyadari bahwa setiap fungsi dan kepentingannya mempunyai efek pada fungsi  & kepentingan individu lain dalam organisasi, demikian juga sebaliknya
o   Menghadapi berbagai macam tugas dan kewajiban, sehingga harus tahu prioritas penyelesaian pekerjaan
o   Kepentingan organisasi harus didahulukan daripada kepentingan individual dalam tingkat manapun
Dalam organisasi kita juga seharusnya dituntut untuk dapat bekerja sistematik dan serpikir sistemik. Individu dalam organisasi dituntut adanya tanggungjawab  atas penyelesaian tugas  masing-masing (sistematik) dengan tetap adanya kerjasama yang sangat memahami hak-hak yang proporsional sehingga diperoleh sinergi dalam organisasi (sistemik). Antar organisasi juga seharusnya ada kerjasama sehingga diperoleh sinergi dalam Negara.

Leadership
Untuk dapat merealisasikan hal di atas yang diperlukan bukan hanya sekedar itu namun juga leadership bukan managership. Karena untuk menciptakan sebuah perubahan, bukan sebuah paradigm yang lama peran leadership sangat diperlukan.
Seorang managership adalah seorang yang diatas dari segalanya, yang mengontrol dan memepengaruhi orang. Seorang managership akan melakukan keputusan-keputusan yang rutin atau biasa, restropective, dan reaktif. Sebaliknya seorang leadership adalah seorang yang menyokong  seluruhnya, dasar dari pondasi, bukan menyuruh tapi mencontohkan, bukan mengkontrol dan memepengaruhi namun menggerakkan. Seorang leadership juga seharusnya mengambil keputusan-keputusan kritis, prospective, proaktif. Sehingga akan terjadi pengembangan individu, performa, dan budaya orgaisasi yang akan meningkatkan daya saing.

Jumat, 18 Februari 2011

Fungsi Pemerintah serta terkait Regulasinya



Sistem kesehatan dapat di-identifikasi dalam berbagai komponen yaitu: pemerintah, masyarakat, pihak ketiga yang menjadi sumber pembiayaan seperti PT Askes Indonesia, JPKM; Penyedia pelayanan, termasuk industri obat dan tempat-tempat pendidikan tenaga kesehatan.
Peran pemerintah ada 3, yaitu (1) regulator, (2) pemberi biaya; dan (3) pelaksana kegiatan. Peran pemerintah sebagai regulator merupakan hal penting. Rumah sakit dan berbagai lembaga pelayanan kesehatan termasuk perusahaan asuransi kesehatan dalam konsep ini merupakan lembaga jasa pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta yang perlu diawasi mutunya oleh pemerintah dan juga oleh masyarakat.
Pemerintah pusat berperan sebagai regulator dengan berbagai fungsi antara lain:
-          Penerapan standar nilai gizi dan pedoman sertifikasi teknologi kesehatan dan gizi
-          Penetapan pedoman pembiayaan pelayanan kesehatan
-          Penetapan standar akreditasi sarana dan prasarana kesehatan
-          Penetapan pedoman standar pendidikan dan pendayagunaan tenaga kesehatan
-          Penetapan pedoman penggunaan, konservasi, pengembangan dan pengawasan tanaman obat
-          Penetapan pedoman penapisan, pengembangan dan penerapan teknologi kesehatan, dan standar etika penelitian kesehatan
-          Pemberian ijin dan pengawasan peredaran obat serta pengawasan industri farmasi
-          Penetapan persyaratan penggunaan bahan tambahan (zat aditif) tertentu untuk makanan dan penetapanpedoman pengawasan peredaran makanan
-          Penetapan kebijakan sistem jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat.
Peran pemerintah sebagai pembayar di sektor kesehatan tergantung pada kekuatan dan situasi ekonomi negara. Dalam hal ini negara-negara sedang berkembang relatif mempunyai kemampuan ekonomi rendah sehingga pembiayaan pelayanan kesehatan cenderung dibiayai oleh masyarakat (out of pocket). Hal ini berarti sistem pelayanan kesehatan bertumpu pada kemampuan untuk membeli atau sistem pasar. Sebaliknya di negara maju peranan pemerintah sangat besar.
 Sektor swasta berkembang, namun di Indonesia tidak terjadi proses privatisasi rumah sakit pemerintah. Pemerintah tetap menjadi pemilik rumah sakit. Akan tetapi ada proses otonomi manajemen rumah sakit dimana terjadi semacam pemisahan antara fungsi pemerintah sebagai pemberi biaya atau regulator dengan fungsi pelayanan. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain adanya perubahan RSUP menjadi Perjan, atau RSD menjadi BUMD.

Penyelenggaraan RS didasari pada 3 UU yaitu:
-          UU No.29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
-          UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan
-          UU No.444 tahun 2009 tentang Rumah sakit.
Kerjasama Pemerintah dan badan Swasta
Secara umum aktifitas regulasi bertujuan untuk mencapai perbaikan mutu berkelanjutan sehingga dapat memberikan pelayanan yang aman, karena tugas pemerintah dalama hal pelayanan kesehatan, tidak hanya sebatas menyediakan pelayanan kesehatan, tetapi juga harus menjaga agar pelayanan kesehatan tersebut dapat berfungsi dengan baik.
                Saat ini, lembaga swasta banyak bermunculan, dimana lembaga swasta tersebut sangat mengutamakan pelayanan mutu  untuk meningkatkan kepuasan pasien. Sebuah badan swasta independen yang tidak terikat birokrasi tentunya akan lebih mudah dalam beradaptasi dengan perkembanagan jaman, sehingga dapat terus mengikuti kemajuan industry pelayanan kesehatan. Bila lembaga swasta tersebut bergabung dengan pembuatan kebijakan/ regulator dalam hal ini pemerintah tentunya pelayanan kesehatan akan berjalan lebih maksimal.
Hospital bylaws: semua langkah gerak rumah sakit sudah ada aturannya (diatur oleh peraturan yg legal)
-          Corporate bylaw : manajemen-nya diatur oleh hukum
-          Medical staff bylaw : petugas medis (dokter, perawat, bidan) memiliki aturan-aturan yang sah dan benar (manajemen klinik).
Asuransi Kesehatan
Terdapat 5 elemen managed care yg digunakan oleh Askes, yaitu:
  1. Seleksi provider, PT. Askes memilih penyedia layanan kesehatan yang dijadikan sebagai mitra, jadi ga semua RS bisa mengguanakan Askes.
  2. Sistem pembayaran - Risk sharing, saat ini asuransi menggunakan sistem DRG (Diagnostic related Groups), maksudnya biaya dibayarkan sesuai diagnosis. Misalnya biaya appendektomi 3jt, persalinan normal 500rb, cukup ga cukup RS akan mendapatkan penggantian sebesar itu. Untuk yang akan datang akan menggunakan CBG (Case Based Group).
  3.  Pelayanan berjenjang : jadi ketika sakit pergi ke PHC dulu (puskesmas, dokter praktek), baru ketika pasien tidak dapat ditangani dirujuk ke RS rujukan. Selain itu Askes juga menggunakan konsep wilayah, misalnya ketika pasien dari Bantul sakit dia seharusnya memilih pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh Askes di sekitar Bantul bukan malah ke Sleman.
  4. Utilization review
  5.  Promotif dan preventif
     Jenis-jenis asuransi kesehatan yang ada di Indonesia:
-          Jamkesmas : pembiayaan bersumber dari APBN (pemerintah pusat)
-          Jamkesda: pembiayaan bersumber dari APBD (pemerintah daerah kabupaten/kota)
-          Jamkesos : tidak semu provinsi di Indonesia memilikinya, salah satunya adalah DIY, di sini pemerintah provinsi memberikan jaminan bagi mereka yang belum terdaftar sebagai penerima jamkesmas dan jamkesda.
-          Asuransi swasta: berasal dari dana milik pribadi
-          Taspen (dana pensiun), Jamsostek, AKABRI, Askes : merupakan asuransi yang sumber dana diambil dari persentase gaji pegawai tiap bulannya.

Kesehatan Global dan sistem Desentralisasi


Awal dari pada global health sudah ada sejak abad 14 Masehi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya bendera kuning di kapal. Bendera ini menunjukkan status karantina kapal oleh karena suatu penyakit tertentu. Karantina berasal dari bahasia Italia yang berarti 40 hari. Pada abad ke -14 muncul teori berdasarkan pengalaman mereka bahwa kapal-kapal yang hendak masuk ke eropa selatan harus berhenti dahulu selama 40 hari. Hal ini digunakan untuk memastikan tidak adanya penyakit menular. Kebijakan ini muncul akibat adanya black death sebelumnya sebagai first epidemic global yang hampir menghapus sepertiga penduduk Eropa.
Global Health lebih menjadi priortas karena adanya perpindahan penduduk antar benua, seperti Colombus, VOC, mobilitas kolonial. Maka terjadilah pertukaran penyakit. Hal ini memicu rentetan sejarah berikut:
1.       Vaksinasi Smallpox
2.       Sir Patrick Mason – tropical medicine (malaria)-. Yang menjadi pertanyaan kenapa institut tropis lebih banyak di Eropa? Tentu saja hal ini digunakan untuk kepentingan kolonial pada awalnya. Dan terus berkembang hingga sekarang.
3.       International sanitary Conferences – pertemuan orang-orang yang concern terhadap kesehatan global. Organisasi awal tersebut bernama OIHP
4.       Lalu muncul Legue of Nations Health Organization yang merupakan cikal bakal dari WHO.
5.       Pasteur institute. Awalnya di Prancis. Lalu didirikan cabangnya di Bandung, Indonesia. Pasteiur institute merupakan NGO yang mengembangkan teknologi kesehatan.
6.       Rockefeller. The Rise of philantropy sebagai bentuk awal dari foundation yang mencetuskan adanya:
ü  SKM di tahun 80an yang awalnya ditujukan untuk menjadi kepala puskesmas
ü  Kedokteran komunitas
ü  CEBU
7.       The Bandoeng Conference 1937. Mengenai Rural Hygine. Karena pada saat itu begitu banyak rakyat yang tinggal di pedesaan. Konsep pengembangan kesehatan di pedesaan. Setelah itu, dunia kesehatan menjadi vakum akibat perang dunia I dan II.
8.       Kemudian bapak Adrian T. (Kroasia) membangun WHO Constitution (1946). Lalu resmi didirikan pada tahun 1948.
9.       Lalu karena perang dingin, Uni Soviet keluar dari UN. Yang kemudian tentu saja membuat Amerika mendominasi WHO.
10.   1955 muncul ide untuk eradikasi malaria. Yang bertujuan untuk keutungan ekonomi Amerika. Dengan asumsi, bahwa dengan meningkatnya kesehatan akan meningkatkan ekonomi rakyat, sehingga dapat membeli teknologi Amerika dan keberpihakan kepada Amerika. Maka muncullah KOPEM: Komando Pemberantasan Malaria. Hari ketika Pak Sukarno menyemprotkan pertama kali di Sleman, hal itu menjadi hari kesehatan nasional
11.   Namun kegiatan eradikasi malaria gagal total. Yang kemudian diganti dengan malaria control
12.   Uni soviet mempunyai ide lain, yakni eradikasi small pox (1959). Kemudian Amerika mendukungnya di tahun 1965. Sehingga hingga kini agen smallpox tersimpan di dua negara yakni Atlanta dan Unisoviet. Meskipun yang di Unisoviet sudah entah berantah dimana. Maka itu, Amerika sangat ketakutan ketika senjata biologi smallpox ini digunakan oleh Uni Soviet.
13.   Alma Ata conference 1978. Alma ata sekarang yang idsebut sebagai Kazakstan. Konference ini yang memunculkan konsep Primary health Care. Dan munculnya Health for all with year 2000. Dampak konfrensi tersebut di Indoneisa adalah munculnya Puskesmas yang mengedepankan teknologi tepat guna dengan partisipasi aktif masyarakat dalam perawatan dan pendidikan kesehatan. Namun belum apa-apa, konference tersebut menjadi meleset total oleh karena dijegal oleh UNICEF dan rockefeller (1979). Mereka berpendapat bahwa harus selective primary health care yang mereka sebut sebagai GOBI (Growth Monitoring, Oral Rehidration, Breast Feeding, Immunization) tidak perlu mengembangkan puskesmas yang komprehensif. Selective vs Komprehensif PHC
14.   Era neo-Liberal. Muncul di tahun 1973 oleh Ronald Reagen. Hal ini muncul akibat dari krisis BBM. Lalu muncul Konsensus Washington yang berisi megnenai:
-  Penghematan di sektor publik. Termausk pengurangan budget untuk kesehatan dan pendidikan.
-  Swastanisasi semua sektor
-  Desentralisasi
15.   The Decline of WHO.
WHO semakin terpuruk dengan Amerika tidak menyumbang ke WHO oleh karena:
-  Kebijakan obat esensial yang merugikan industri farmasi di Amerika.
-  International code on Breast milk subsitute – merugikan industri susu di Amerika.
Budget WHO menjadi beku. Apalagi sejak dipimpin oleh Nakojima di tahun 1988-1998. Yang merupakan Dirjen terlemah, sehingga WHO menjadi sangat mudah disetir oleh donor.
16.   Semenjak tahun 1990an, kesehatan mulai disetir oleh World Bank.
17.   Kritikan terhadap kebijakan World Bank pun bermunculan. Seperti;
-  User fees = tariff
-  Structural adjustment
-   Pemakaian Daly’s
18.   Prof. Jefri Sach. Penasehat PB yang mengumandangkan bahwa ending poverty tahun 2025. Salah satu tahap pencapaian tersebut adalah pencapaian MDG 2015.
Millenium Development Goals (MDG) à adalah kebijakan pembangunan yg mengarah juga ke kesehatan, meliputi
a.       Eradikasi kelaparan dan kemiskinan ekstrim
b.      Mencapai pendidikan dasar yang menyeluruh
c.       Kesamaan gender & emansipasi wanita
d.      Menurunkan angka kematian bayi
e.      Meningkatkan kesehatan ibu hamil
f.        Memberantas HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lain
g.       Menciptakan lingkungan yang mendukung
h.      Membangun hubungan Global untuk perkembangan
Di bumi ini:  17% kaya,  41% middle kaya, 25% agak miskin, 17% extreame miskin
Yang dimaksudkan di sini adalah menghilangkan 17% extreame miskin.  Lalu apa argumen yang menguatkan bahwa hal ini bisa terapai?
Bahwa perbandingan 1981 dengan 2001 terjad penurunan kemiskinan. Bahkan jika membandingkan dengan tahun 1820 terjadi peningkatan GDP yang tinggi dengan GDP yang hampir sama di setiap negara.
Global poverty diagnosis:
Ø  Poverty trap:  demografi, lingkungan, iklim, penyakit, fluktuasi harga.
Ø  Economy failure
Ø  Fiscal trap
Ø  Physical geographic
Ø  Governance failure
Ø  Cultural barier
Ø  Geopolictics
Tantangan dalam disease adalah:
a.       Teknologinya ada, tapi cakupannya kurang
b.      Masih banyak kendala budaya
c.       Masih banyak kendala korupsi
19.   Bill Gates
Salah satu inisasiator GAVI (Imunisasi).  Konsentrasinya dengan memecahkan teknologi . Terdapat permasalahan terkait dengan gates foundation ini. Karena pengambilan keputusan berdasarkan oleh satu orang. Dan tidak ada yang mengevaluasi akuntabilitas.
20.   Championing social determinants. Merupakan hal baru karena melihat sosial ekonomi menjadi masalah kesehatan.

Desentralisasi
Desentralisasi adalah transfer kebijakan (perencanaan, pembiayaan, dan pengelolaan) fungsi publik dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
Bentuk desentralisasi meliputi:
1.       Dekonsentrasi --> redistribusi wewenang pengambilan keputusan dan financial dalam merespon suatu permasalahan, manajemen tanggung jawab pada tingkatan yg berbeda di pemerintahan nasional. Misal: staf kementrian yang berkantor di daerah
2.       Delegasi -->transfer kebijakan /pengambilan keputusan, pemerintah pusat tidak ikut campur selama nilainya  bisa dipertanggungjawabkan. Contoh: organisasi semi otonom (ex. Dinkes kabupaten)
3.       Devolusi --> transfer tanggung jawab untuk memberikan  pelayanan terhadap pemerintah local untuk memilih dewan atau pejabat daerah , meningkatkan pendapatan daerah, dan memiliki wewenang untuk membuat keputusan terkait modal.
Desentralisasi bertujuan agar pembuatan keputusan atau kebijakan oleh provider kesehatan lebih efektif, efisien dan responsive. Desentralisasi tidak selalu membawa pengaruh yang baik pada suatu negara, bisa berpengaruh buruk atau malah tidak berefek sama sekali. Sistem Desentralisasi ini juga memiliki beberapa kelemahan, seperti pada daerah terpencil (remote area) yang memiliki SDM professional yang terbatas juga sumber pembiayaan yang rendah, akibatnya pelayanan kesehatan juga kurang maksimal.